LSI Denny JA Bedah Penyebab Elektabilitas Ganjar – Mahfud Merosot, Berisiko Gugur di Putaran Pertama

- Pewarta

Senin, 11 Desember 2023 - 20:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Elektabilitas Ganjar Pranowo-Mahfud MD terus mengalami penurunan dalam empat bulan terakhir. (Instagram.com/@Ganjar_Pranowo)

Elektabilitas Ganjar Pranowo-Mahfud MD terus mengalami penurunan dalam empat bulan terakhir. (Instagram.com/@Ganjar_Pranowo)

KONTENBERITA.COM – Hasil survei LSI Denny JA mengungkapkan penyebab elektabilitas Ganjar Pranowo-Mahfud MD terus mengalami penurunan dalam empat bulan terakhir.

Sedangkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka; dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang merangkak naik.

Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa, mengatakan pada periode akhir November 2023, elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 42,9% alias unggul 18% atas Ganjar-Mahfud dan 18,9% atas Anies-Muhaimin.

“Dilihat secara tren, elektabilitas Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin terus menaik”.

“Sedangkan Ganjar-Mahfud terus menurun,” ucap Ardian memaparkan hasil survei di YouTube LSI Denny JA, Senin (11/12/2023).

Ardian menjelaskan sejumlah penyebab elektabilitas Ganjar sebagai individu dan ketika sudah dipasangkan dengan Mahfud terus turun, yakni dinilai kerap melakukan blunder.

“Jika blunder ini tidak ditanggulangi atau ada perubahan strategi, bukan tidak memungkinkan ada resiko bisa gugur untuk masuk ke putaran kedua,” jelas Ardian.

Sejumlah blunder tersebut adalah yang pertama, Ganjar menolak piala dunia U-20 yang kemudian mempengaruhi elektabilitasnya.

Ketika pada Maret 2023, elektabilitas Ganjar di angka 36,2%, tapi sejak adanya blunder tersebut, turun menjadi 32,4% pada April 2023.

Lalu blunder yang kedua adalah ketika kubu paslon nomor urut 3 ini mengkritisi keras Presiden Joko Widodo (Jokowi), mulai dari isu dinasti hingga neo-orde baru.

“Ganjar-Mahfud pada Oktober 35,3% kemudian turun di November awal 28,6%, bahkan sekarang November akhir menjadi turun lagi di angka 24,9%,” ujar Ardian.

“Jadi dalam waktu yang tidak relatif lama, ada penurunan 9,6%. Jadi, memang blunder-blunder yang dilakukan itu juga kasus nyata, terhadap penurunan elektabilitas perorangan ataupun pasangan,” lanjutnya.***

Berita Terkait

Kasus Suap CPO: Djuyamto Terbuka Akui Rp40 Miliar, Harap Jadi Titik Balik Hakim Indonesia
KPK Soal Kasus Hasto: Hukum Tak Pandang Bulu, Semua Sudah Diuji Etik
Penyitaan Ijazah Jokowi Dinilai Sah Berdasar KUHAP dan Asas Legalitas
UU TNI Diuji Mahasiswa UII, Muncul Laporan Intimidasi oleh Pihak Tak Dikenal
Lakukan Perbaikan Citra dan Pulihkan Nama Baik, Beginilah 5 Jalan yang Dilakukan oleh Press Release
Saat Sufmi Dasco Menjadi Komisaris, MNC Digital Kerja Sama Properti dengan Perusahaan Kamboja
Putra Presiden Prabowo Subianto Berkunjung ke Kediaman Megawati Soekarnoputri, Ini Tanggapan PDIP
Di Pengadilan Tipikor Jakarta, Hasto Kristianto Ungkap Ancaman kepada Dirinya Jika PDIP Memecat Jokowi

Berita Terkait

Kamis, 11 September 2025 - 15:07 WIB

Kasus Suap CPO: Djuyamto Terbuka Akui Rp40 Miliar, Harap Jadi Titik Balik Hakim Indonesia

Selasa, 5 Agustus 2025 - 13:52 WIB

KPK Soal Kasus Hasto: Hukum Tak Pandang Bulu, Semua Sudah Diuji Etik

Kamis, 24 Juli 2025 - 08:15 WIB

Penyitaan Ijazah Jokowi Dinilai Sah Berdasar KUHAP dan Asas Legalitas

Senin, 26 Mei 2025 - 08:59 WIB

UU TNI Diuji Mahasiswa UII, Muncul Laporan Intimidasi oleh Pihak Tak Dikenal

Senin, 28 April 2025 - 07:47 WIB

Lakukan Perbaikan Citra dan Pulihkan Nama Baik, Beginilah 5 Jalan yang Dilakukan oleh Press Release

Berita Terbaru