KONTENBERITA.COM – Pakar gempa dari Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat (Sumbar) Dr Badrul Mustafa mengkhawatirkan Ngarai Sianok.
Gempa akibat aktivitas subduksi Indo-Australia bisa merobohkan Ngarai Sianok, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
“Itu (roboh) bisa saja terjadi kalau gempanya kuat,” katanya di Padang, Selasa 25 April 2023.
Baca konten menarik lainnya, di sini: Oknum Anggota TNI Angkatan Udara Ditahan, Usai Viral Tendang Motor yang Dikendarai Wanita di Bekasi
Baca Juga:
Bukan Sikap Oposisi, PDIP Ungkap Sikapnya Terkait Hubungannya dengan Pemerintahan Prabowo Subianto
Puan Maharani Tanggapi Isu Pergantian Sekjen PDI Perjuangan, Usai Hasto Kristiyanto Tersangka KPK
Jaksa Agung Burhanuddin Sebut Ada Pejabat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jadi Tersangka
Apalagi, kata dia, dinding Ngarai Sianok yang berada di Kabupaten Agam tersebut bukan batuan yang kuat sehingga berpotensi longsor bila goncangan gempa tergolong kuat.
“Jadi bisa saja terjadi longsor di situ (Ngarai Sianok) terutama gempa yang berasal dari Patahan Semangko,” jelas lulusan Geofisika Dan Meteorologi Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.
Seperti diketahui Patahan Semangko mulai dari Aceh sampai ke Lampung yang diperkirakan juga berdempetan dengan Bukit Barisan.
Badrul mengatakan dari 20 segmen Patahan Semangko, empat berada di Sumbar, salah satunya segmen Sianok.
Baca Juga:
Polisi Dalami Temuan Mayat Bocah Laki-laki Berumur Sekitar 4-5 Tahun di Bekasi, Diduga Disiksa
Wamentan Sudaryono Ajak Petani Milenial di Kabupaten Banyuwangi Ikut Percepat Swasembada Pangan
Prabowo Perintahkan Bahan Baku Makan Bergizi Gratis Bersumber dari Desa untuk Gerakkan Ekonomi
Beberapa hari sebelumnya, ketika terjadi gempa bumi (segmen Sianok) terjadi longsor di Ngarai Sianok.
Oleh karena itu, menurut dia, aktivitas gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan kekuatan 6,9 magnitudo pukul 03.00 WIB tersebut dikhawatirkan merobohkan Ngarai Sianok.
Ia mencontohkan getaran gempa Simeulue Desember 2004 yang menyebabkan tsunami turut dirasakan masyarakat hingga di Malaysia.
Kemudian jika memperhatikan gempa di Kabupaten Kepulauan Mentawai 6,9 magnitudo dengan Gempa Simeulue Aceh, dan Gempa Nias 28 Maret 2005 memiliki mekanisme yang sama.
Baca Juga:
19 Pesawat Masih dalam Kondisi Grounded, Fokus Citilink Tahun 2025 pada Restorasi Armada Pesawat
Gugat Balik LSM AJPLH, KUD Delima Sakti Minta Polda Tangkap Amri Koto dan Bubarkan LSM AJPLH
Respons Masyarakat Terkait Keputusan Prabowo Subianto PPN 12 Persen Hanya untuk Barang Mewah
BMKG mengatakan gempa bumi di Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa tektonik itu memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.***