KONTENBERITA.COM – Mimpi buruk dan terbangun di tengah malam dalam keadaan panik kerap mengganggu tidur seseorang. Kondisi ini bukan berarti tidak perlu dikhawatirkan.
Penelitian terbaru telah menemukan hubungan antara mimpi dan masalah kesehatan utama yang mendasarinya.
Para peneliti di University of Birmingham di Inggris baru-baru ini menemukan hubungan antara mimpi buruk dan penyakit Parkinson.
Seperti dilansir dari Best Life Online, Sabtu, 21 Januari 2023, dalam studi pada Juni 2022 yang diterbitkan di eClinicalMedicine, para peneliti menggunakan data dari AS selama 12 tahun dan menganalisis 3.818 pria lanjut usia yang hidup mandiri.
Baca Juga:
Kasus Dugaan Penggelapan Dana oleh Managemennya, Artis Cantik Wika Salim Datangi Polda Metro Jaya
Prabowo Sebut Muhammadiyah Luar Biasa, Punya 167 PT, 5.345 Sekolah dan Madrasah serta 440 Pesantren
Dari jumlah tersebut, ada 91 kasus penyakit Parkinson yang didiagnosis pada akhir penelitian.
Menurut para peneliti, peserta yang sering mengalami mimpi buruk dua kali lebih mungkin mengalami Parkinson dibandingkan mereka yang tidak.
Mereka yang mengalami peningkatan mimpi buruk selama lima tahun pertama penelitian lebih dari tiga kali lebih mungkin untuk mengidap penyakit tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa mimpi yang sering mengganggu mungkin merupakan gejala prodromal (penyakit Parkinson), studi tersebut menyatakan.
Baca Juga:
Koperasi Unit Desa Delima Sakti Gugat Balik LSM AJPLH, Tuntutannya Bayar Ganti Rugi Rp482 Miliar
Rupanya Parkinson bukan satu-satunya gangguan otak yang berpotensi terkait dengan mimpi buruk.
Sebuah studi lanjutan dari peneliti yang sama, diterbitkan Oktober 2022 di eClinicalMedicine, menemukan hubungan antara mimpi buruk dan demensia.
Studi tersebut mengamati data dari lebih dari 600 orang di AS antara usia 35 hingga 64 tahun dan 2.600 orang berusia 79 tahun ke atas.
“Saya menemukan bahwa peserta paruh baya yang mengalami mimpi buruk setiap minggu empat kali lebih mungkin mengalami penurunan kognitif (pendahulu demensia) selama dekade berikutnya.”
Baca Juga:
Pilkada DKI Jakarta, Pasangan Pramono Anung – Rano Karno Sementara Unggul di Versi Quick Count
Rugikan Petani hingga Rp3,2 Triliun, 4 Produsen Pupuk Palsu dan 23 Produsen Pupuk Tak Sesuai Standar
“Sedangkan peserta yang lebih tua dua kali lebih mungkin didiagnosis menderita demensia,” ungkap tulis penulis Abidemi Otaiku dalam sebuah artikel untuk Science Alert.
“Secara keseluruhan, hasil ini menunjukkan bahwa seringnya mimpi buruk merupakan salah satu tanda paling awal dari demensia, yang dapat mendahului perkembangan memori dan masalah berpikir selama beberapa tahun atau bahkan puluhan tahun, terutama pada pria,” sambungnya.***