KONTENBERITA.COM – Bau mulut atau halitosis merupakan kondisi yang dapat dialami oleh siapa saja. Kondisi ini mencerminkan kebersihan mulut yang buruk yang menyebabkan penumpukan bakteri di mulut.
Terkadang bau mulut berasal dari kesehatan usus yang buruk. Menurut para ahli, bau tertentu bisa menjadi tanda peringatan, karena mengisyaratkan penyakit mematikan yang memerlukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.
Mayo Clinic menjelaskan bahwa bau mulut sangat bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Namun, dalam kebanyakan kasus, kondisi medis seperti mulut kering, radang amandel, dan asam lambung adalah penyebabnya.
Baca Juga:
TGB Putuskan Mundur dari Perindo, Sempat Sebut Punya Kesamaan Visi dengan Hari Tanoesoedibjo
Prabowo Subianto Minta Perundingan Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Indonesia – Uni Eropa Diselesaikan
Komplikasi seperti penyakit gastro-oesophageal reflux juga dapat menyebabkan bau mulut, karena ini mengganggu asam lambung dan menyebabkannya naik ke saluran pencernaan.
Seperti dilansir dari laman Express, Selasa, 23 Januari 2023, kondisi ini bisa berarti tubuh sedang berjuang untuk membuang racun berbahaya yang terakumulasi di beberapa bagian tubuh.
Bau mulut merupakan masalah umum yang dapat disebabkan oleh berbagai hal. Pendiri Cognomovement Bill McKenna mengatakan dalam beberapa kasus, bau mulut tanda dari kondisi medis yang mendasarinya, termasuk kanker.
“Meskipun tidak semua bau mulut disebabkan oleh kanker, jenis bau tertentu pada napas seseorang harus menjadi perhatian,” ujar McKenna.
Baca Juga:
Butuh 48 Ribu Dapur di Seluruh Indonesia, Program Makan Bergizi Gratis akan Dimulai pada Awal 2025
Dukung Hilirisasi Tambang dan Ketahanan Energi, Minergi Media Luncurkan Portal Tambangpost.com
Ahli kesehatan menyebut bau logam dapat mengindikasikan kanker paru-paru atau jenis kanker lain yang telah bermetastasis ke paru-paru.
Bau berjamur menjadi indikasi kanker paru-paru atau tenggorokan, sedangkan bau apek mengindikasikan kanker hati atau ginjal.
Sebuah studi 2013 yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology menunjukkan bahwa pasien gagal jantung dapat diidentifikasi menggunakan tes napas.***