BAGAIMANA jika upaya menurunkan emisi karbon tidak hanya soal teknologi, tetapi juga soal keberanian mengelola risiko dengan cermat dan kolaborasi lintas sektor?
Pertanyaan ini menjadi relevan ketika PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menegaskan pentingnya manajemen risiko dalam pengembangan proyek Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) agar dapat berkelanjutan sekaligus layak investasi.
Pesan tersebut disampaikan dalam forum Asia Pacific CCUS Conference & Exhibition 2025 di Kuala Lumpur, Malaysia, yang menghadirkan lebih dari 500 peserta dari 20 negara.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tantangan Global Dalam Mewujudkan Proyek CCS/CCUS Berkelanjutan
Menurut Direktur Manajemen Risiko PHE, Whisnu Bahriansyah, meskipun terdapat lebih dari 600 proyek CCS di seluruh dunia, masih banyak tantangan yang harus dijawab.
Ia menegaskan tantangan tersebut mencakup aspek teknologi, biaya, keterbatasan kapasitas, hingga skema bisnis yang belum sepenuhnya matang.
“Dalam mitigasi risiko pengembangan proyek CCUS, diperlukan sinergi berbagai pihak, termasuk operator, regulator, penyedia insentif, sekaligus pengelola risiko bersama dengan tolok ukur global,” ujar Whisnu.
Baca Juga:
Dengan tantangan itu, PHE menilai keberhasilan proyek CCS/CCUS hanya mungkin dicapai jika semua pemangku kepentingan berkolaborasi erat dalam menciptakan iklim investasi yang lebih menarik.
Strategi PHE Kembangkan Bisnis CCS Dengan Kapasitas Besar
Sebagai bagian dari upaya menuju transisi energi, PHE berkomitmen mengembangkan klaster bisnis CCS/CCUS dengan kapasitas proses end-to-end (E2E) sekitar 60 metrik ton per tahun (MTPA).
Hingga saat ini, PHE telah menyiapkan 13 proyek CCS/CCUS yang sedang berjalan dengan potensi penyimpanan emisi karbon mencapai 7,3 gigaton (GT).
Whisnu menegaskan langkah ini bukan hanya mendukung target penurunan emisi 69 persen di sektor energi pada 2030.
Baca Juga:
OMOWAY Resmikan Kantor Pusat Regional 10 Lantai, Akselerasi Pergeseran Smart 3.0 Kendaraan Roda Dua
SEG Solar Mulai Bangun Pabrik Ingot dan Wafer Berkapasitas 3 GW di Indonesia
Tetapi juga sejalan dengan komitmen Net Zero Emission 2060 yang dicanangkan Pertamina Group.
“CCS/CCUS menjadi pilar penting dalam mendukung target penurunan emisi, dan PHE siap mengambil peran utama di Indonesia maupun kawasan,” tegas Whisnu.
Model Bisnis CCS Terintegrasi Buka Peluang Regional
PHE juga menyiapkan model bisnis CCS/CCUS terintegrasi yang mencakup penangkapan karbon, transportasi, kompresi, hingga penyimpanan geologi.
Model ini tidak hanya ditujukan bagi kebutuhan domestik, tetapi juga membuka peluang bagi pasar regional dengan konsep CCS-as-a-service.
Melalui konsep tersebut, PHE berperan sebagai penghubung antara sumber emisi dan lokasi penyimpanan dengan membangun infrastruktur transportasi CO₂ baik darat maupun laut.
“CCS/CCUS bukanlah solusi instan, melainkan pilar krusial dalam transisi energi Indonesia,” kata Whisnu menekankan pentingnya kesiapan kebijakan lintas sektor yang mendukung.
Fondasi Regulasi Dan Kolaborasi Jadi Penentu Keberhasilan
Menurut Whisnu, pemerintah telah menyiapkan fondasi regulasi yang menjadi tonggak awal dalam kebijakan energi rendah karbon di Indonesia.
Tantangan berikutnya adalah menyelaraskan kebijakan lintas sektor dan menciptakan iklim investasi yang menarik bagi pelaku industri maupun mitra global.
“Keberhasilan program CCS/CCUS sangat bergantung pada kolaborasi antara pemerintah, industri, institusi akademik, dan mitra teknologi global,” ujarnya menambahkan.
Dalam perspektif ini, PHE tidak hanya berperan sebagai operator hulu migas, tetapi juga pionir transisi energi dengan pendekatan berkelanjutan.
Komitmen ESG Dan Anti Penyuapan Dalam Operasi Hulu Migas
Selain fokus pada CCS/CCUS, PHE juga menegaskan komitmen pada prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam setiap pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas.
PHE menegakkan kebijakan Zero Tolerance on Bribery dengan mengimplementasikan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) ISO 37001:2016 untuk memastikan perusahaan bersih dari praktik penyuapan.
Langkah ini sejalan dengan tekad PHE menjadikan transformasi energi bukan hanya agenda teknis, melainkan juga etis dan transparan.
Jalan Panjang Transisi Energi Indonesia
Dengan mengedepankan manajemen risiko dan inovasi model bisnis, PHE ingin memastikan CCS/CCUS bukan sekadar proyek teknologi, tetapi juga solusi nyata bagi masa depan rendah karbon.
Dari target penurunan emisi energi hingga peluang regional, langkah Pertamina Group melalui PHE mencerminkan optimisme bahwa Indonesia mampu menjadi pemain utama dalam peta global transisi energi.****
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infotelko.com dan Infoekonomi.com.
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media 23jam.com dan Haiidn.com.
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Hallotangsel.com dan Haisumatera.com.
Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center

















