RI Targetkan Tarif Nol Persen untuk Ekspor Strategis ke Amerika Serikat

Pemerintah fokus pada komoditas yang tak diproduksi AS, dari sawit hingga baja, untuk memperkuat daya saing dan membuka peluang pasar yang lebih luas.

- Pewarta

Sabtu, 9 Agustus 2025 - 07:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menjelaskan perkembangan negosiasi tarif RI-AS di Jakarta. (Facebook.com @Airlangga Hartarto )

1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menjelaskan perkembangan negosiasi tarif RI-AS di Jakarta. (Facebook.com @Airlangga Hartarto )

SEBELUM kita menyimak detail teknis, bayangkan momentum diplomasi perdagangan yang berkembang di balik angka 19 persen yang kini menjadi tajuk utama.

Pergeseran ini membuka pintu kolaborasi baru dan mempertegas keteguhan diplomasi ekonomi Indonesia-AS.

Kini, mari kita lihat sudut pandang baru—bagaimana negosiasi ini menjadi pijakan strategis untuk industry berat dan sinergi ekspor alternatif.

Negosiasi Komprehensif Menjadi Pilar Diplomasi Ekonomi RI-AS

Indonesia telah meluncurkan paket negosiasi beragam, mencakup tarif, non-tarif, ekonomi digital, keamanan ekonomi, komersial, dan investasi yang konkret dan saling menguntungkan.

Menko Airlangga Hartarto menegaskan, “Kita sudah memiliki pemahaman yang sama dengan AS terkait progres perundingan.”

“Ke depan, kita akan terus berupaya menuntaskan negosiasi ini dengan prinsip saling menguntungkan.”

Pada pertemuan awal pada 17 April, Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang diterima AS untuk membahas perdagangan adil dan berimbang .

Tarif 19 Persen Efektif 7 Agustus, Menjadi Sorotan Regional

Tarif resiprokal 19 persen resmi berlaku mulai 7 Agustus 2025, diumumkan AS kepada 92 negara, menempatkan Indonesia di antara tarif terendah ASEAN, hanya di atas Singapura (10 persen).

Airlangga Hartarto menyebutkan, “Seluruh negara ASEAN hampir selesai (negosiasi) … tarifnya paling rendah 19 persen,” selain Singapura.

Angka 19 persen adalah tarif final dan mengikat hasil pembicaraan tingkat tinggi antara Presiden Prabowo dan Presiden AS Donald Trump .

Sektor Besi dan Baja: Tantangan Belum Usai

Sayangnya, industri besi dan baja nasional belum masuk dalam relaksasi tarif itu dan masih menghadapi bea masuk 50 persen.

Harry Warganegara, Direktur Eksekutif Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA), menuturkan, “Besi dan baja memang tidak banyak tapi kalau bisa, akan menambah peluang kita masuk ke pasar Amerika Serikat.”

Ia juga menyebut bahwa volume ekspor ke AS hanya sekitar 70–80 ribu ton per tahun, dari total ekspor baja 5 juta ton .

Upaya Negosiasi Lanjutan: Aspirasi Nol Persen dan Diversifikasi

Pemerintah kini mendorong tarif khusus untuk komoditas yang tidak diproduksi AS mendapat penurunan hingga nol persen.

Juru Bicara Kemenko Ekonomi, Haryo Limanseto, menyatakan bahwa komoditas seperti kelapa sawit, kakao, kopi, karet, rempah-rempah, nikel, dan tekstil (HS 61, 62, 64) termasuk yang diusulkan mendapat tarif bebas.

Pendekatan ini tidak hanya membuka akses pasar, tetapi juga memiliki multiplier effect pada penciptaan lapangan kerja sektor padat karya.

Sinergi Industri dan Ketangguhan Ekspor

IISIA merekomendasikan sinergi lintas lembaga, misalnya dengan Bea Cukai, untuk memperkuat ekosistem industri baja nasional.

Strategi adaptif juga mengandalkan fasilitas seperti Pusat Logistik Berikat (PLB) untuk meredam dampak tarif tinggi melalui efisiensi logistik.

Airlangga menyebutkan bahwa penurunan tarif ini membuka peluang energi strategis, barang pertanian, serta mineral seperti copper diperlakukan lebih menguntungkan.

Mendag Budi Santoso pun melihat keuntungan kompetitif Indonesia dibandingkan negara kawasan berkaitan tarif 19 persen ini.

Penutup yang Memberdayakan

Kini, tongkat estafet negosiasi bergeser dari angka–angka subsidi tarif ke strategi inklusif yang mendukung ekspor, industri domestik, dan penciptaan lapangan kerja.

Portofolio negosiasi yang komprehensif membuka jalan bagi solusi konkret seperti tarif nol persen dan diversifikasi pasar, yang bukan hanya mengatasi hambatan, tetapi juga membuka peluang positif baru.

Ini adalah bukan hanya cerita tentang angka 19 persen, tetapi kisah optimisme diplomasi ekonomi yang berorientasi solusi dan pertumbuhan berkelanjutan.***

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infotelko.com dan Infoekonomi.com.

Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media 23jam.com dan Haiidn.com.

Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Hallotangsel.com dan Haisumatera.com.

Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.

Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.

Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com

Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.

Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.

Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.

Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center

Berita Terkait

Waspada Modus Penipuan Lowongan Pekerjaan Mengatasnamakan PT Sumbawa Timur Mining
Dari 44.404 Percakapan, 64 Persen Netizen Nilai Reshuffle Tak Solutif
Strategi Ekonomi Purbaya: Redam Tuntutan Sosial dengan Pertumbuhan Optimal
Pertamina Hulu Energi Dorong Kolaborasi Global Atasi Risiko CCS/CCUS
Pajak Bangunan Jadi Primadona Pemasukan Daerah, Apa Alasannya?
Heboh Uang Baru Rp250 Ribu, Publik Harus Tahu Fakta di Baliknya
Komunikasi Visual Perusahaan Bertransformasi Lewat Galeri Foto Pers
Analisis Dampak Kenaikan PBB-P2 Terhadap Daya Beli dan Investasi Daerah

Berita Terkait

Senin, 22 September 2025 - 16:04 WIB

Waspada Modus Penipuan Lowongan Pekerjaan Mengatasnamakan PT Sumbawa Timur Mining

Jumat, 12 September 2025 - 07:35 WIB

Dari 44.404 Percakapan, 64 Persen Netizen Nilai Reshuffle Tak Solutif

Selasa, 9 September 2025 - 14:27 WIB

Strategi Ekonomi Purbaya: Redam Tuntutan Sosial dengan Pertumbuhan Optimal

Kamis, 28 Agustus 2025 - 09:11 WIB

Pertamina Hulu Energi Dorong Kolaborasi Global Atasi Risiko CCS/CCUS

Rabu, 27 Agustus 2025 - 06:47 WIB

Pajak Bangunan Jadi Primadona Pemasukan Daerah, Apa Alasannya?

Berita Terbaru