Upaya agar Petani Naik Kelas Terùs Dilakukan dengan Dorong Penyerapan Gabah dan Beras oleh Bulog

- Pewarta

Sabtu, 25 Januari 2025 - 07:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Rapat Koordinasi Terbatas di Kementerian Koordinator Bidang Pangan. (Dok. Badan Pangan Nasional)

Rapat Koordinasi Terbatas di Kementerian Koordinator Bidang Pangan. (Dok. Badan Pangan Nasional)

KONTENBERITA.COM Langkah pemerintah dalam menjaga kepentingan petani menjelang panen raya padi semakin mantap.

Upaya itu ditempuh melalui Perum Bulog yang ditugaskan untuk fokus serap hasil panen hingga 3 juta ton, juga akan disertai upaya upscaling Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).

“Bulog diminta konsentrasi untuk serap 3 juta ton setara beras. Sebelumnya kan penugasannya 2,5 juta ton yang dikelola Bulog dan stok akhir tahun di 1,2 juta ton.”

“Nah nanti disiapkan lagi penugasannya kalau sudah diputuskan dalam Ratas bersama Bapak Presiden,” jelas Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi.

Dia menyampaikan saat ditemui seusai Rapat Koordinasi Terbatas di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta pada Rabu (22/1/2025).

“Penugasan 3 juta ton ini supaya lebih banyak serapnya, karena produksinya meningkat.”

“Kalau di perberasan itu, panen semester pertama itu yang paling besar.”

“Jadi nggak boleh kehilangan momentum panen raya. Paling baik Bulog itu menyerap di semester pertama.”

“IIni karena serapan Bulog di masa panen raya akan menjaga stabilitas harga di tingkat petani dan tentu Nilai Tukar Petani (NTP) menjadi baik,” urainya.

Secara historis, dalam realisasi pengadaan beras oleh Bulog di tahun 2024, dari total capaian 1,266 juta ton, sebanyak 727 ribu ton atau 57,4 persen diserap selama semester pertama.

Puncak serap ada di bulan Mei dengan 393 ribu ton dan April di 224 ribu ton.

Sementara untuk 2025 ini, proyeksi produksi beras bulanan akan memuncak di bulan Maret.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), angkanya diestimasikan dapat menyentuh hingga 5,20 juta ton.

Tentu eskalasi produksi ini harus disikapi dengan serapan maksimal oleh Bulog.

Lebih lanjut, langkah upscaling Gapoktan diungkap Arief tengah dalam proses pelaksanaan.

Menurutnya, penciptaan diferensiasi produksi dengan dukungan pemerintah agar tidak mengandalkan gabah kering panen (GKP) saja, dapat menumbuhkan kesejahteraan kalangan petani padi.

“Ada tugas lebih penting lagi, yakni jaga harga GKP di tingkat petani di level Rp 6.500 per kilogram. Harga petani harus dijaga.”

“Untuk membuat beras yang bagus berarti gabahnya juga harus baik. Di situ fungsi kita menyiapkan dryer (pengering).”

“Sekarang lagi disiapkan bersama teman-teman penggiling padi,” ungkap Arief.

Kementerian Pertanian pernah menyalurkan bantuan alat dan mesin pertanian (Alsintan) jenis vertical dryer padi dalam periode 2015-2018.

Jumlahnya 165 unit. Apabila bantuan dryer dapat kembali dioptimalisasi kembali, diyakini dapat semakin membantu Gapoktan.

Itu berdasarkan data dalam publikasi BPS ‘Potensi Pertanian Indonesia’ yang rilis pada September 2024.

“PERPADI menyiapkan list (daftar) mana yang perlu diberikan bantuan kredit dengan bunga ringan, supaya penggilingan kecil bisa naik kelas.”

“Ini karena kalau gabah di Rp 6.500, kemudian dikeringkan, setornya Gabah Kering Giling (GKG) ke Bulog kan jadi Rp 8.200,” sambungnya.

“Kalau bisa dinaikkan lagi jadi beras, bisa Rp 12.000. Jadi biar naik kelas petani kita. Nilai Tukar Petani jadi bisa lebih baik juga, Gapoktan kita ya,” tutup Arief.

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menjelaskan ke insan pers bahwa hasil Rakortas hari ini akan dibawa ke Ratas untuk persetujuan Presiden Prabowo Subianto.

Baginya, fokus pemerintah untuk memaksimalkan serapan saat panen raya melalui Bulog menjadi prioritas pemerintah saat ini.

“Pemerintah sudah memutuskan, Bapak Presiden perintah agar Bulog membeli dengan harga Rp 6.500.”

“Itu segera. (Bulog) memang harus membeli sebanyak 3 juta ton, menyerap dalam bentuk beras, kalau gabah tentu lebih banyak lagi,” terang Zulhas.

“Nah kalau 3 juta ton, tadi Bulog diskusi, minta karena bersaing dengan yang lain, minta range harganya (beras) antara Rp 12.000-12.250 (per kilogram).’

“Kami sepakat, tapi belum menjadi keputusan. Setelah (ini) kita akan bawa Ratas dulu.”

“Jadi sekarang masih berlaku Rp 12.000. Itu usulan Bulog, kami setuju di sini. Tapi nanti akan dibawa ke Ratas,” imbuhnya.***

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Bisnisidn.com dan Koperasipost.com

Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Persda.com dan Jazirahnews.com

Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Heijakarta.com dan Hallopapua.com

Sedangkan untuk publikasi press release serentak di puluhan media lainnya, silahkan klik Persrilis.com atau Rilispers.com (150an media).

Untuk harga paket yang lebih hemat klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional).

Kami juga melayani publikasi press release di jaringan Disway Group (100an media), dan ProMedia Network (1000an media), serta media lainnya.

Untuk informasi, hubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 08557777888, 087815557788, 08111157788.

Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.

 

Berita Terkait

Waspada Modus Penipuan Lowongan Pekerjaan Mengatasnamakan PT Sumbawa Timur Mining
Dari 44.404 Percakapan, 64 Persen Netizen Nilai Reshuffle Tak Solutif
Strategi Ekonomi Purbaya: Redam Tuntutan Sosial dengan Pertumbuhan Optimal
Pertamina Hulu Energi Dorong Kolaborasi Global Atasi Risiko CCS/CCUS
Pajak Bangunan Jadi Primadona Pemasukan Daerah, Apa Alasannya?
Heboh Uang Baru Rp250 Ribu, Publik Harus Tahu Fakta di Baliknya
Komunikasi Visual Perusahaan Bertransformasi Lewat Galeri Foto Pers
Analisis Dampak Kenaikan PBB-P2 Terhadap Daya Beli dan Investasi Daerah

Berita Terkait

Senin, 22 September 2025 - 16:04 WIB

Waspada Modus Penipuan Lowongan Pekerjaan Mengatasnamakan PT Sumbawa Timur Mining

Jumat, 12 September 2025 - 07:35 WIB

Dari 44.404 Percakapan, 64 Persen Netizen Nilai Reshuffle Tak Solutif

Selasa, 9 September 2025 - 14:27 WIB

Strategi Ekonomi Purbaya: Redam Tuntutan Sosial dengan Pertumbuhan Optimal

Kamis, 28 Agustus 2025 - 09:11 WIB

Pertamina Hulu Energi Dorong Kolaborasi Global Atasi Risiko CCS/CCUS

Rabu, 27 Agustus 2025 - 06:47 WIB

Pajak Bangunan Jadi Primadona Pemasukan Daerah, Apa Alasannya?

Berita Terbaru